Frugal Living Ala Keluarga Mafaza

 


Sejak pembahasan Frugal Living ramai dibicarakan di sosial media seperti Tiktok. Kami dari Keluarga Mafaza pun tertarik untuk mengadopsi gaya hidup ini di keluarga kami. Namun, saat dilihat satu persatu bagaimana gaya hidup ini berjalan, kami menyadari jika selama ini kami sudah menganut gaya hidup frugal living. 

Prinsip yang ada, frugal living berasaskan pada cara gaya hidup yang sederhana dan hemat sehingga tujuan dari mandiri secara finansial dapat terwujud. Walaupun kadang masih ada beberapa hal yang menurut kami, beberapa gaya hidup belum frugal living banget seperti masih mengedepankan beberapa hal karena keinginan bukan  karena kebutuhan. 

Misalnya kami kerap makan di restoran yang lumayan pricy beberapa kali dalam sebulan sehingga kadang uang untuk makan di restoran lebih besar dari biaya makan selama sebulan. 

Saat memasuki pandemi, kami baru sadar ternyata pengeluaran kami selama sebulan untuk makan, listrik, air tidak melebihi sepertiga pendapat kami. Sehingga kami bisa spend uang sekitar dua pertiga untuk ditabung. 

Masa pandemi adalah masa-masa yang menyulitkan untuk banyak orang termasuk kami. Namun Alhamdulillah, kami dapat melaluinya dengan baik tanpa ada kekurangan satu pun. Bahkan di masa pandemi kami dapat membeli beberapa instrumen investasi hasil menabung. 

Ada beberapa hal terkait frugal living yang telah kami jalankan selama ini..... 

1. Biaya Makan

Keluarga kami bukanlah keluarga yang perlu banyak lauk dalam sekali makan. Bagi kami, makan dengan nasi untuk karbohidrat, ditambah sayur tumis (kadang ada lalapan), sambal dan satu lauk hewani itu sudah cukup, kadang untuk makan ada satu lauk nabati sebagai pelengkap seperti tahu dan tempe. Jarang sekali, kami menyediakan banyak lauk untuk sekali makan. Misalnya ada lauk telur, ikan, ayam dan daging untuk sekali makan. 

Biaya makan tidak boros tatkala kami memasak sendiri apa yang kami makan. Kalau ditanya apakah pernah beli, pasti iya terlebih di saat kami sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Namun beli makan tidak kami lakukan setiap hari, hanya waktu-waktu tertentu. 

2. Peralatan Mandi

Saat membeli instrumen investasi di tahun 2021, kami mau tidak mau harus berhutang. Salah satu cara kami untuk menghemat anggaran adalah mereview pemakaian sabun. Karena menurut kami, menggunakan sabun cair lebih boros dibandingkan sabun batangan, kami pun mulai beralih kembali ke sabun batangan. 

Untuk pasta gigi, shampo kami tidak mematok brand tertentu. Menurut kami, tujuan memakai pasta gigi dan sampo adalah untuk membersihkan bagian tubuh. Biasanya kami akan mencari produk dengan harga promo untuk beberapa brand yang kerap kami pakai. Cara ini lumayan menghemat anggaran. 

3. Pasar Tradisional dan Swalayan Grosir

Untuk perkara makan, bahan pangan kami beli dari pasar tradisional atau membeli di toko sayur yang harganya tidak jauh beda dengan pasar tradisional. Kebetulan jarak rumah dengan pasar tradisional sekitar lima menit menggunakan motor. 

Bahan pangan seperti sayuran, buah-buahan, daging, ayam, segala jenis ikan dan bumbu biasanya kami beli di pasar tradisional. Jika dibandingkan dengan harga di swalayan, jelas jauh beda harganya. 

Untuk beberapa tepung, makanan anak, snack dan bumbu termasuk kecap dan saos, kami membelinya di swalayan grosir. Harganya cukup jauh dibandingkan dengan minimarket dan swalayan biasa. 

4. Transportasi Umum

Kendaraan yang kami punya hanya sepeda motor, itu juga keluaran tahun lama. Biasanya kami menggunakan sepeda motor untuk pergi ke tempat kerja yang hanya memakan waktu sepuluh hingga lima belas menit.

Jika ingin jalan agak jauh, misalnya ke mall. Kami biasanya mengandalkan kendaraan online. Namun setelah direview, kendaraan online sekarang harganya lumayan tinggi sehingga kami berusaha untuk tidak bergantung pada kendaraan online kecuali di situasi mendadak. Penggantinya kami menggunakan transportasi umum untuk akses yang lumayan jauh. Misal jika kami pergi ke Jakarta kami lebih memilih menggunakan Commuter line, Trans Jakarta, Jakolink. 

Sedangkan untuk menjelajah Bogor yang biasanya menggunakan transportasi online, akhirnya kami memutuskan menggunakan sepeda motor yang ada. Jika ditanya bedanya bagaimana jelas lumayan jauh. Biasanya kalau kami berkunjung ke mall bisa menghabiskan uang minimal 100ribu untuk transportasi online. Sekarang kami hanya perlu mengisi bensin sekitar 2 liter atau 20 ribu serta biaya parkir. 

5. Biaya Entertainer/Hiburan

Jika sebelumnya kami bisa menghabiskan biaya yang lumayan untuk hiburan seperti jalan-jalan ke mall atau pergi ke tempat wisata atau makan di restoran yang pricy. Untuk sekarang kami cukup piknik di taman kota, di taman yang ada di kampus,atau makan di tempat makan yang terjangkau tapi tetap enak dan sehat. 

Dari sini kami bisa memangkas, cost lebih dari setengah untuk entertainer. 

Itu masih beberapa hal yang kami lakukan dalam menjalankan frugal living. Semoga beberapa hal ini bisa jadi inspirasi untuk kalian yang sedang ingin menabung untuk merdeka finansial lewat gaya hidup frugal living.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku: Bernalar Sebelum Klik

Only Fun Xodiac

Michelin Ban